Sunday, July 31, 2011

Facebook Pelita Jaya Esia II

Buat kamu yang ingin add facebook kami yang pertama (Pelita Jaya Esia), mohon maaf kami sudah mencapai limit 5000 friends. Nah, oleh karena itu, kami sudah membuka account facebook kami yang kedua dengan nama Pelita Jaya Esia II dengan fitur , berita, dan foto-foto yang nggak kalah serunya dibandingkan facebook kami yang pertama.

Jadi buat kalian yang ingin menjadi teman kami di Facebook, ayo add Pelita Jaya Esia II menjadi teman kamu.

Posisi Satu (1) Pelita Jaya Esia

Banyak fans yang meminta PJE untuk memperkuat posisi back up point guard yang ditinggalkan oleh Julius Iroth. Untuk musim depan, tampaknya coaching staff PJE akan mempercayakan posisi ini kepada Vavories Palopo sebagai back up Kelly Purwanto. Sebenarnya hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat Popo (panggilan akrab Vavories Palopo) bukanlah seorang point guard murni.

Seorang point guard murni adalah pemain yang mampu mengatur tempo permainan sebuah tim dan harus bersikap vokal dalam mengatur sebuah penyerangan tim. Hal ini bisa dilihat dalam diri Kelly Purwanto yang tahun lalu menjadi point guard utama Pelita Jaya Esia. Lain halnya dengan Kelly, Popo adalah seorang pemain yang memiliki posisi natural sebagai seorang shooting guard ataupun small forward. Visi dan kemampuan dribbling Popo masih sering dipertanyakan untuk menjadi seorang point guard.

Kelebihan utama Popo adalah posturnya yang sangat ideal bagi seorang pebasket NBL. Dengan tinggi badan 186cm, Popo mempunyai postur yang lebih besar dibandingkan rata-rata point guard lainnya di NBL. Hal ini memudahkan dia untuk melakukan defense terhadap lawan-lawannya dan memiliki kelebihan untuk melakukan post-up terhadap mereka. Popo juga memiliki akurasi tembakan yang cukup baik. Tembakan perimeter jump shoot baik dua maupun tiga angkanya cukup membahayakan jika ia mampu lepas dari penjagaan lawan.


Hal yang harus terus dikembangkan Popo menjelang NBL dimulai adalah melatih visi dalam mengatur pola serangan PJE. Seorang point guard harus mampu melihat keseluruh sudut daerah lawan dan melakukan tindakan yang tepat dalam mengeksekusi suatu offense.

Selain Popo, Erick Sebayang dan Gian Gumilar juga bisa dijadikan "emergency" point guard PJE. Pada musim 2010-2011, Erick Sebayang beberapa kali diturunkan coach Rastafari sebagai seorang point guard. Ini semua tergantung bagaimana line-up lawan dan pola serangan apa yang akan dijalankan oleh coaching staff PJE. Erick memiliki kemampuan drive yang sangat baik dan mampu menarik defense lawan untuk memberikan kesempatan open shot kepada shooter-shooter PJE.

Mengenai gosip pemain yang akan diambil PJE untuk musim depan, sementara ini coaching staff dan manajemen belum menunjukkan tanda-tanda adanya penambahan pemain untuk squad 2011-2012. Hal ini menunjukkan bahwa coaching staff akan memberikan kepercayaan kepada beberapa pemain muda PJE seperti Gian Gumilar dan rookie Daniel Wenas untuk berkembang sebagai seorang pemain. Hal ini sangat penting mengingat proses regenerasi sebuah tim cukup dibutuhkan untuk beberapa tahun kedepan.

Empat bulan menjelang liga NBL Indonesia 2011-2012 dimulai, Pelita Jaya mempersiapkan diri mereka dengan melakukan latihan rutin di Hall A Senayan setiap harinya. Namun selama bulan puasa ini, mereka akan pindah ke GOR Bulungan di kawasan Mahakam untuk melakukan latihan rutin setiap jam 18.00-20.00.

Rencanaya para pemain dan manajemen Pelita Jaya Esia akan mengadakan acara buka puasa bersama  dengan para fans PJE di selang latihan mereka selama di Bulungan bulan Agustus ini. Untuk info lebih lanjut, follow terus blog ini dan twitter kami di @pelitajayaesia.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi Yang Merayakannya. Kami Mengucapkan Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Tuesday, July 26, 2011

Video Nate Robinson Melakukan Aksi Slam Dunk saat Latihan Timnas di Hall A


Selasa 27 Juli 2011 kemarin, Nate Robinson datang ke sesi latihan Timnas pukul 8.00-10.00 di Hall A Senayan, Jakarta. Pada kesempatan itu, Nate Robinson ikut serta dalam scrimmage game 5 on 5 yang berlangsung selamat 15 menit.

Diantara semua pemain Indonesia yang memperkuat timnas, Nate adalah pemain yang terpendek di lapangan. Tingginya hanya 175 cm atau satu cm lebih pendek dibandingkan point guard nasional kita Mario Wuysang. Namun kecepatan dribbling-nya yang sangat eksplosif membuatnya sulit untuk dijaga lawan.

Selama pertandingan berlangsung, Nate mencetak empat kali tembakan tiga angka dan melakukan beberapa aksi passing yang menawan. Dia pun menyempatkan diri untuk menunjukkan kemampuan slam dunknya di akhir-akhir acara kemarin. Perlu diingat bahwa Nate Robinson adalah pemain kedua terpendek di NBA saat ini setelah Earl Boykins. Namun kemampuan melompatnya yang tinggi mampu menjadikan dia 2 kali juara slam dunk contest di NBA All-Star Weekend 5 tahun belakangan ini.

Nate Robinson memberikan sedikit tips untuk melakukan lompatan tinggi. Dia menyatakan bahwa selain memiliki kaki yang kuat, otot perut juga sangat berpengaruh dalam melakukan lompatan tinggi. "Saya selalu melatih otot perut saya karena itu menunjang saya untuk melakukan lompatan yang sangat tinggi", ujar Nate seusai melakukan slam dunk.


 Nate Robinson percaya bahwa tinggi badan yang pendek tidaklah membuat anda menjadi pemain basket yang payah. Justru kecepatan dan kelincahan pemain yang memiliki tinggi badan pendek ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi mereka. Pak Syailendra Bakrie juga mengungkapkan bahwa Nate Robinson bisa menjadi contoh yang baik bagi timnas kita dengan rata-rata tinggi badan yang tidak terlalu tinggi. "Ini bisa menjadi contoh yang baik dan membuktikan bahwa masalah tinggi badan bukanlah halangan untuk bermain basket yang baik", ujar Pak Eda kemarin.

Semoga saja kunjungan dan aksi dia di Jakarta mampu meningkatkan semangat anak-anak Indonesia untuk bermain basket karena dia membuktikan bahwa tinggi badan bukanlah halangan untuk bermain olahraga ini.

Monday, July 25, 2011

Pembagian Grup FIBA Asia Championship di Wuhan September 2011

Dengan menjadi runner-up di SEABA 2011 kemarin, Indonesia memastikan diri untuk mengikuti kejuaraan FIBA Asia yang akan berlangsung di Wuhan, China, pada bulan September mendatang.
Kejuaraan FIBA Asia ini akan diikuti oleh 16 negara peserta yang semuanya berasal dari benua Asia.


Sudah 26 kali kejuaraan FIBA Asia ini diadakan dan hadiahnya adalah kualifikasi bagi tiga negara teratas untuk mengikuti Olimpiade London 2012. Tim pemenang akan otomatis masuk ke Olimpiade, sementara juara 2 dan juara 3 FIBA Asia akan mengikuti babak kualifikasi guna menuju ke Olimpiade 2012.

Berikut adalah pembagian Group FIBA Asia ke 26 di Wuhan, September mendatang:
Group A : Lebanon, Asia Tengah 1. Malaysia, Korea  
Group B : Qatar, Asia Tengah 2, China Taipei, Iran
Group C : Jepang, Indonesia, Syria, Jordan
Group D : Filipina, UAE, Bahrain, China

Yang dimaksud negara Asia Tengah 1 dan 2 adalah negara dari Asia Tengah yang akan mengikuti kualifikasi bulan Juli ini.

Indonesia akan menghadapi lawan-lawan yang tangguh mengingat Jepan, Syria, dan Jordan adalah negara yang cukup kuat dalam olahraga bola basket. Namun group yang terberat di FIBA Asia besok adalah group D dimana Filipina, China, UAE, dan Bahrain akan bertanding satu sama lain di grup tersebut.

Sunday, July 24, 2011

Facebook kedua Pelita Jaya Esia


Berhubung facebook Pelita Jaya Esia yang pertama sudah melebihi kapasitas 5000 teman, Pelita Jaya Esia membuka account facebook kedua kami dengan nama Pelita Jaya Esia II. Emailnya adalah pelitajayabasketball@ymail.com.

Ayo gabung dan menjadi teman di facebook kami karena liga NBL Indonesia 2011-2012 sebentar lagi akan dimulai pada bulan September. Dengan menjadi teman di facebook PJE II, kalian akan menerima semua update tentang jadwal pertandingan, foto-foto, recap pertandingan, dan info lainnya.

Kegiatan sosial lainnya ataupun info jumpa fans juga akan diupdate melalui facebook kami yang pertama maupun yang kedua. Jadi tunggu apalagi, ayo gabung dan menjadi teman di facebook Pelita Jaya Esia II

Wednesday, July 20, 2011

Training Camp Ketiga Bersama WBA (World Basketball Academy)

Mulai hari Senin 18 Juli kemarin, Tim basket putra nasional Indonesia kembali melakukan latihan bersama World Basketball Academy (WBA). Program ini merupakan lanjutan rangkaian kerjasama timnas dengan WBA yang bertujuan untuk meningkatkan mental dan teknik para pemain nasional kita.

Ada 4 pelatih yang datang ke Jakarta kali ini dan salah satunya adalah Rob Beveridge yang merupakan head coach dari tim Perth Wildcats (tim  NBL di Australia). Ia ditemani oleh Shawn Dennis dan Brett Coxsedge sebagai Asisten pelatih dan juga Blair O'Donovan yang merupakan pelatih fisik.

Kedatangan mereka kali ini cukup penting untuk mengukur kemajuan para pemain timnas semenjak dibentuknya tim ini bulan Maret lalu. Training camp bersama WBA kali ini merupakan yang ketiga kalinya setelah bulan Mei kemarin timnas berangkat ke Australia untuk berlatih disana.

Rob Beveridge mengaku puas dengan kondisi para pemain timnas saat ini dan mengharapkan mereka akan terus berkembang sebelum SEA Games 2011 dimulau bulan November mendatang. "Para bermain berkembang cukup signifikan. Semoga performa mereka terus meningkat sebelum FIBA Asia dan Sea Games dimulai", ujar Rob.

Masalah yang dihadapi timnas saat ini adalah sarana latihan yang kurang mendukung. Mereka saat ini harus berlatih di Hall A Senayan yang memang kurang layak untuk dipakai latihan tim nasional kita. Selain lantainya yang cukup keras, udara di hall A cukup panas yang membuat energi para pemain timnas saat berlatih terkuras banyak. Beberapa pemain terlihat keram seusai latihan hari Rabu kemarin.

Meski demikian, semangat anak-anak timnas terlihat cukup berjuang selama training camp ini berlangsung. Latihan akan terus berlangsung sampai hari Jumat 22 Juli besok. Jadwal latihan mereka adalah 8.00-10.00 pagi dan 14.00-17.00 sore.

Wednesday, July 6, 2011

Meningkatkan Mutu Olahraga di Indonesia

Belakangan ini, hampir semua cabang olahraga di Indonesia mengalami "stagnasi" atau bahkan kemunduran. Sebelum berbicara lebih banyak, mari kita lihat prestasi Indonesia pada Olimpiade di 20 tahun terakhir:
1992: Barcelona. Indonesia meraih 2 emas 2 perak 1 perunggu dan berada di urutan 24 dari 169 negara peserta. 2 peraih emas tersebut adalah Susi Susanti (Bulutangkis tunggal putri) dan Alan Budikusuma (Bulutangkis tunggal putra)
1996: Atlanta. Indonesia meraih 1 emas 1 perak 2 perunggu dan berada di posisi ke 41 dari 197 negara peserta. 1 emas diraih oleh Rexi Mainaky/ Ricky Subagja (Bulutangkis ganda putra).
2000: Sydney. Indonesia meraih 1 emas 3 perak 2 perunggu dan berada di posisi 38 dari 199 negara peserta. 1 emas diraih oleh Tony Gunawan/Chandra Wijaya (Bulutangkis ganda putra).
2004: Athena. Indonesia meraih 1 emas 1 perak 2 perunggu dan berada di posisi 48 dari 201 negara peserta. 1 emas diraih oleh Taufik Hidayat (Bulutangkis tunggal putra).
2008: Beijing. Indonesia meraih 1 emas 1 perak 3 perunggu dan berada di posisi 42 dari 204 negara peserta. 1 emas diraih oleh Markis Kido/Hendra Setiawan (Bulutangkis ganda putra).

Melihat dari sejarah 20 tahun terakhir, prestasi olahraga Indonesia di tingkat dunia tidaklah membaik dari tahun ke tahun. Meski selalu mendapatkan satu emas di 5 Olimpiade terakhir, namun hal ini bukanlah hal yang memuaskan bagi pencinta olahraga di tanah air kita. Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta manusia (terbanyak keempat di dunia), mustinya kita memiliki banyak sumber daya atlet untuk berprestasi di tanah air.

Pemerintah seharusnya khawatir dengan hal ini mengingat olahraga merupakan hal global yang bisa mengharumkan nama sebuah negara. Tercatat 204 negara ikut serta pada Olimpiade terakhir. Ini menandakan bahwa semua negara ingin atlitnya mencapai suatu prestasi yang dapat mengharumkan nama negaranya.

Bagaimana cara mencari sumber daya atlet Indonesia yang berbakat? Tentunya kita harus mencari keseluruh pelosok tanah air dan tidak hanya berkonsentrasi di kota-kota besar saja. Sarana olahraga juga satu hal yang harus diperhatikan pemerintah untuk meningkatkan mutu altit kita. Bayangkan saja, tim Nasional basket kita sampai sekarang belum punya stadion yang pasti untuk berlatih. Mereka masih harus berpindah-pindah mencari tempat untuk berlatih setiap harinya.

Pada seminar Sport Administration course yang berlangsung bulan April lalu, Dr Greg Wilson, konsultan Indonesia Olympic Committee asal Australia, memberikan pelajaran mengenai beberapa cara untuk meningkatkan mutu atlet kita disertai pencarian bakat yang menunjang.

Salah satu cara tersebut adalah memadukan science (ilmu pengetahuan) dengan olahraga. Ilmu pengetahuan olahraga sendiri adalah penggunaan metode ilmiah, teknis, dan peralatan untuk memaksimalkan perkembangan atlet. Tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan olahraga ini merupakan hal utama di jaman sekarang untuk memajukan olahraga di suatu negara. Ambil contoh negara Australia dan Jepang yang sudah menggunakan ilmu pengetahuan olahraga ini dalam 10-30 tahun belakangan ini.

Australia pertama kali membuka Australian Institute of Sport (AIS) pada tahun 1981 setelah merasa kecewa dengan hasil perolehan medali mereka pada Olimpiade Montreal 1976 dimana mereka gagal mendapatkan satu medali emas-pun. Dan hasilnya, sejak tahun 1984 sampai tahun 2008, perolehan medali emas mereka di Olimpiade meningkat secara pesat. Berikut adalah perolehan medali mereka dari tahun 1976 - 2008.
1976 : emas 0 perak 1 perunggu 4 total 5
1980 : emas 2 perak 2 perunggu 5 total 9
1981 : AIS didirikan
1984 : emas 4 perak 8 perunggu 12 total 24
1988 : emas 3 perak 6 perunggu 5 total 14
1992 : emas 7 perak 9 perunggu 11 total 27
1996 : emas 9 perak 9 perunggu 23 total 41
2000 : emas 16 perak 25 perunggu 17 total 58
2004 : emas 17 perak 16 perunggu 16 total 49
2008 : emas 14 perak 15 perunggu 17 total 46

Dilihat dari perolehan medali Australia di 9 Olimpiade terakhir, terlihat peningkatan pada perolehan medali emas sejak AIS didirikan tahun 1981. Peningkatan secara signifikan ini merupakan hasil perkembangan AIS di tingkat regional Australia dan telah membangkitkan kesuksesan olahraga mereka di tingkat internasional, khususnya Olimpiade.

Ilmu pengetahuan olahraga ini sendiri memiliki banyak departemen, yang diantaraya:
1. Fisiologi - pelatihan ketinggian
2. Biokimia - kimia darah dan latihan berlebihan
3. Biomekanik - teknis analisis
4. Psikologi - strategi motivasi
5. Nutrisi - makanan yang dimakan / masuk
6. Ilmu kedokteran - cedera
7. Terapi fisik - pemulihan atlet (fisioterapi dan pijat)
8. Analisis prestasi dan keahlian tambahan

Biomekanik (teknis analisis) merupakan suatu cara yang sangat ampuh untuk mengetahui kualitas seorang atlet di bidang olahraganya. Beberapa hal dalam biomekanik adalah kamera berkecepatan tinggi untuk mengukur teknik seorang atlet. Ada juga beberapa sistem software seperti Dartfish yang dapat digunakan untuk menilai teknik atlet.

Latihan fisiologi (latihan ilmiah dan adaptasi) merupakan tes dengan menggunakan variasi peralatan seperti VO2 max testing. VO2 max testing adalah penilaian maksimum dari konsumsi oksigen. Dengan menghirup udara yang mengandung oksigen rendah, tubuh seorang atlet dapat dipaksa untuk beradaptasi dengan meningkatkan kadar sel darah merah untuk meningkatkan kebugaran aerobik.

Ada juga sports vision trainer atau alat olahraga pelatih daya lihat. Alat ini sangat bagus untuk perkembangan dari kecepatan dan koordinasi dalam olahraga temput, bulutangkis, penjaga gawang dalam sepakbola, polo air, dan umumnya untuk gerakan meneruskan/melewati dan melempar dalam olahraga bola lainnya. Teknologi ini baik untuk mengembangkan dan mengidentifikasi bakat seorang atlet.


Institut olahraga ini sendiri juga harus tersebar di beberapa propinsi yang berada di Indonesia sehingga semua atlet mendapatkan kesempatan yang merata untuk melakukan tes.
Negara Jepang telah membangun Institut Ilmu pengetahuan olahraga mereka pada tahun 2001. Berikut adalah foto-fotonya:











Ada banyak faktor yang harus dipahami untuk membuat suatu Ilmu pengetahuan olahraga di suatu negara. Salah saktu faktor itu dan merupakan komponen yang cukup penting adalah seorang ilmuwan ahli olahraga. Seorang ahli dan mahir yang dapat mengoperasikan peralatan dan menafsirkan data ke pelatih dan atlet adalah faktor yang paling penting. Peralatan teknologi yang berhubungan dengan ilmu olahraga tidak ada gunanya tanpa ahli terlatih untuk mengoperasikan dan menerapkannya.

Identifikasi Bakat
Hal berikut yang harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu olahraga di sebuah negara adalah pencarian ataupun identifikasi bakat. Sistem pelatihan di negara kita, khususnya pada tahap awal pengembangan, tidak mengikutsertakan program identifikasi bakat. Kita lebih banyak menghabiskan energi untuk memberikan pelatihan kepada orang-orang yang datang sendiri, baik berbakat ataupun tidak. Contohnya: Anak seorang pebulutangkis terkenal ikut berlatih di pelatnas meskipun mungkin dia tidak berbakat seperti orang tuanya. Hal lainnya adalah mengembangkan seseorang yang memiliki bakat pas-pasan dan terpaksa dikembangkan karena tidak adanya lagi pilihan atlet lain.

Jika tujuannya adalah mengembangkan atlet kelas dunia, maka pengembangan secara efisien kepada para atlet muda yang memiliki kualitas harus diupayakan secara maksimal. Kepercayaan seorang atlet meningkat jika mereka telah diidentifikasi sebagai seorang atlet yang memiliki kemampuan unggul. Jika pencarian bakat dilakukan secara benar, maka akan tumbuh sebuah grup besar yang berisikan atlet-atlet ungguldan akan meningkatkan persaingan diantara mereka sehingga menjadi lebih baik.

Sebuah program identifikai bakat harus melibatkan seorang ilmuwan olahraga yang mampu membantu seorang atlet dengan evaluasi pelatihan secara teratur. Banyak orang muda berbakat di bidang olahraga yang kehilangan kesempatan untuk menjadi unggul karena keistimewaan khusus mereka tidak tahu diarahkan untuk olahraga apa yang bisa membuat mereka menjadi unggul.

Itu semua juga harus didukung oleh fasilitas dari pemerintah yang memadai. Tidak ada gunanya mengidentifikasi anak-anak yang mempunyai bakat jika tidak didukung oleh fasilitas, peralatan, dan pelatihan yang memadai serta dukungan keuangan untuk mewujudkan semuanya.

Beberapa variabel yang bagus untuk mengidentifikasi bakat seorang anak adalah sebagai berikut:
1. Vertikal lompat tinggi
2. Waktu untuk 40 meter sprint.
3. Jarak yang dapat ditempuh dalam 12 menit berlari.
4. Tinggi dan panjang anggota badan.
5. Kekuatan dasar dalam kegiatan seperti push up, chin ups, jongkok satu kaki, dll.
6. Fokus dan kepribadian yang baik.
7. Dukungan penuh dari keluarga.
8. Rendahnya tingkat lemak dalam tubuh.
9. Kemampuan teknis yang baik dalam olahraga yang dipilihnya.

Penciptaan sistem olahraga sekolah dari tingkat SD sampai SMA sudah cukup berkembang di seluruh Indonesia dan ini merupakan dasar yang baik untuk melakukan identifikasi bakat. Setiap federasi nasional ataupun propinsi perlu memiliki anggota staf yang mampu untuk mengkoordinasi dan membanti kompetisi olahraga di tinggat sekolah.


Youth Olympic Games
Indonesia harus menggunakan Youth Olympic Games (YOG) sebagai cara untuk meningkatkan minat olahraga elit di tingkat remaja. Setiap nasional dan propinsi federasi harus saling berkomunikasi soal standar kualifikasi serta level yang telah dicapai oleh peraih medali di YOG yang baru-baru ini digelar di Singapura. Kita harus membuat suatu cara agar anak-anak remaja di Indonesia mempunyai mimpi untuk berkompetisi di YOG demi mengharumkan nama bangsa ini. YOG berikutnya akan digelar di Nanjing pada bulan Agustus 2014.

Tentunya semua ini akan terjadi jika mendapatkan perhatian dan dukungan keuangan yang lebih dari pemerintah. Australia telah melakukan semula hal untuk memajukan olahraganya sejak tahun 1981. Itu tandanya kita berada 30 tahun dibelakang mereka. Dan jika kita tidak memulainya dalam jangka waktu dekat ini, maka kita akan terus tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lainnya.

Memang ilmu pengetahuan olahraga ini baru bisa dilakukan oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, ataupun China. Namun sedikit demi sedikit kita harus sudah memulai perbaikan infrastruktur olahraga kita. Hal kecil seperti sarana olahraga yang langka di negara ini harus sudah dibenahi. Semoga saja pemerintah peka terhadap hal ini dan melakukan sesuatu terhadapnya.