Thursday, September 23, 2010

Pengalaman Dimas, Koming, Gian, serta Koko pada IDC 2010


Jakarta, 24 September 2010

Tanggal 21, 22, dan 23 September kemarin, Indonesia kembali kedatangan salah satu bintang NBA atau mungkin lebih tepatnya mantan bintang NBA di era tahun 90-an. Setelah kedatangan Trevor Ariza beberapa bulan lalu di Surabaya, kini giliran Detlef Schrempf yang mendatangi Indonesia. Mantan pemain Dallas Mavericks, Indiana Pacers, Seattle Sonics, dan Portland Trail Blazers itu berada di Bandung selama 3 hari kemarin untuk berbagi ilmu dalam Indonesian Development Camp 2010.

Acara yang diorganized oleh NBL bersama NBA ini bertujuan untuk memoles para pemain dari seluruh tim NBL yang berusia dibawah 24 tahun. Jumlah pemain NBL yang ikut camp ini pun nggak tanggung-tanggung, ada sekitar 40 pemain yang terdaftar dalam camp kemarin. Dimas, Komink, dan Gian menjadi wakil Pelita Jaya Esia di camp tersebut.

Detlef Schrempf adalah pemain asal Jerman yang merupakan mantan pemain NBA di era 80-90an. Dia memulai karirnya di NBA sebagai pemain Dallas Maverics pada tahun 1985. Highlight karirnya adalah menjadi 3 kali bintang NBA All-Star (93,95, dan 97), serta 2 kali memperoleh penghargaain sebagai 6th man (pemain cadangan terbaik) tahun 91 dan 92. Dia juga pernah bermain di NBA Finals bersama Seattle Supersonics pada tahun 1996 ketika ia dan timnya dikalahkan oleh Chicago Bulls-nya Michael Jordan.

Pada IDC 2010 kemarin, Detlef tidak datang sendirian untuk melatih, ia juga dibantu oleh Jama Mahlalela (Basketball Operations Director), Patrick Gosal (Asisten Pelatih SM), dan Koko Heru (Asisten Pelatih PJE). Menu utama dari camp ini sendiri adalah pengembangan-pengembangan dasar dalam fundamental permainan bola basket. Detlef beserta tim pelatihnya mengajarkan cara transisi offense dan defense, defensive skill stations (footwork, wing denial, screen roll), offensive movement (screens + floppy, ball reversal, post play), serta game bagi para campers yang terbagi menjadi 4 tim yaitu Thunder, Blazers, Kings, dan Raptors.

Fundamental basketball merupakan hal dasar yang dibahas dalam camp kemarin. Terlihat sekali gimana Detlef dan Jama menekankan pentingnya dribble, footwork, visi, dan kesabaran dalam bermain bola basket. Hal-hal detail seperti box out, lay-up tangan kiri, dan membaca situasi permainan juga ditekankan oleh mereka. Koming, PF PJE menegaskan bahwa pembenahan dasar-dasar basket menjadi pelajaran paling berharga yang dia dapatkan dari camp kemarin. "Di Indonesia banyak atlet yang dasar-dasarnya kurang matang atau sering dilpakan", ujar Koming. Ketika ditanya tentang pesan apa yang Jama atau Detlef sampaikan yang paling penting untuk diingat, Koming mengatakan, "Jangan pernah bosan ngelakuin detail-detail gerakan basket yang simple, soalnya itu yang membangun skill pemain secara keseluruhan".

Memang terlihat sih, bagaimana para pemain professional NBL masih sering mengabaikan bagaimana pentingnya lay-up, sedangkan lay-up itu sendiri merupakan hal paling simple dalam memasukan bola ke keranjang, kecuali tentu jika anda bisa melakukan slam-dunk.

Cara melatih mereka pun terlihat sangat menyenangkan dan tidak membosankan, terutama Jama yang bisa dengan mudah dekat dengan semua pemain di camp. Cara penyampaian, komunikasi, dan senyum dar Jama seakan membuat semua pemain betah dilatih olehnya. Koko Heru, salah satu asisten Jama, mengakui kalau cara penyampaian ke pemain bisa sangat luar biasa efeknya. "Kalau cara penyampaiannya ditambahin dengan motivasi, itu bisa membuat pemain nunjukkin kemampuan maksimal dia", ujarnya setelah camp berakhir Kamis sore kemarin.

Gian menambahkan bahwa attitude adalah pelajaran utama yang diambil dari mengikuti IDC kemarin. "Respect antara pemain dan pelatih adalah pelajaran yang berharga banget", ujar Gian. "Mungkin psikologi para pelatih luar lebih bagus, jadi saat pemain kelelahan, pelatih bisa membangkitkan pemain untuk tetap fokus latihan dan having fun". Sayang Gian sedikit mengalami gangguan pada pahanya ketika mengikuti game pada hari kedua, namun ia sudah pulih untuk bermain lagi pada hari ketiga.

Highlight Pelita Jaya dari camp kemarin adalah Dimas Aryo Dewanto yang berhasil menjadi MVP setelah berhasil membawa timnya, Thunder, menjadi juara mengalahkan Blazers 25-21. Ini menunjukkan bahwa perkembangan Dimas selama camp cukup baik dan meningkat. "Saya gak nyangka banget jadi MVP, tapi seneng karena kerja keras selama camp mendapatkan hasil", ujarnya setelah pertandingan kemarin. Dia juga menambahkan bahwa cara Detlef dan Jama melatih lebih detail dalam memberi arahan tentang dasar basket, sedangkan pelatih lokal lebih ke teamwork.

Semoga saja semua yang diajarkan Detlef dan Jama pada IDC 2010 kemarin bisa meningkatkan mutu para pemain NBL kita. Kesalahan-kesalahan dasar yang kadang mewarnai liga basket kita bisa diminimalkan sebanyak mungkin.