Wednesday, October 27, 2010
Recap dan stats PJE di NBL Indonesia Seri 1, Surabaya
Seri I di Surabaya kemarin merupakan awal yang baik bagi Pelita Jaya Esia dalam membuka NBL season 2010-2011 ini. Rekor sempurna 5-0 yang mereka peroleh bisa menjadi modal mental yang sempurna untuk perjalanan season ini kedepannya. Banyak dari fans basket Indonesia yang mungkin masih meragukan kemampuan tim ini dalam menghadapai persaingan tim-tim papan atas lainnya, namaun kemenangan atas CLS, Aspac, dan Garuda di seri 1 bisa menjadi bukti bahwa tim ini sungguh serius dalam mendapatkan gelar perdana NBL di Indonesia.
Pengambilan Dimas Aryo Dewanto pas off seoason kemarin pun langsung terlihat hasilnya. Pelita Jaya yang sebelumnya lebih mengandalkan shooting- shooting dari luar terlihat lebih bervariasi dalam melakaukan serangan. Penetrasi- penetrasi yang dilakukan Dimas membuat gaya permainan PJE lebih menarik. Andy Poedjakesuma yang sebelumnya punya beban untuk melakukan tugas itu kini terlihat lebih santai sebagai seorang shooter.
Tampil tanpa center utama mereka, Fidyandini, tidak membuat interior offense dan defense mereka melemah. Tampak bahwa tim ini sekarang mempunyai mental yang jauh lebih baik dibandingkan tahun- tahun sebelumnya. Andy Poedjakesuma, salah satu pemain paling senior di PJE mengungkapkan hal yang senada. "Kelihatan sih sekarang anak-anaka mentalnya udah berbeda, kalau situasi di lapangan sedang tegang, mereka terlihat lenih tenang dalam mengeksekusi offense maupun defense", ujarnya di Surabaya kemarin.
Dilihat dari statistik seri pertama kemarin, bisa dilihat bahwa tim PJE selalu start bagus di setiap pertandingan mereka. Mereka memperoleh rata- rata 20.4 ppg di kuarter pertama. Sedangkan lawan mereka hanya bisa memperoleh rata- rata 13.2 ppg di kuarter awal. PJE juga selalu menutup pertandingan dengan penampilan yang baik di kuarter keempat dengan 17 ppg berbanding 12.4 ppg bagi lawan- lawan mereka.
Andy Poedjakesuma menjadi leading scorer tim ini dengan 11.6 ppg diikuti oleh Ary Chandra dengan 10.8 ppg. Kelly menjadi leading rebounder dengan 5.6 rpg dan Romy Chandra menjadi pencatat assist terbanyak dengan 2.8 apg.
Berikut adalah leader dari tim PJE seri I Surabaya kemarin:
Points per game: Andy Poedjakesuma 11.6
Assist per game: Romy Chandra 2.8
Rebounds per game: Kelly Purwanto 5.6
Steals per game : Dimas Aryo Dewanto 2.4
Block per game : Andy Poedjakesuma 1.0
Field Goal % : Harris Sogirin (62.5 %)
3 Point FG %: Yuliano Gandhi (36 %)
Free Throw % : Ary Chandra dan Samuel Kurniahu (75%)
Total Points PJE : 351 (70.2)
Total Points lawan : 278 (55.6)
Sunday, October 17, 2010
Awal Yang Baik Bagi Pelita Jaya Esia di NBL 2010-2011
Surabaya, 18 Oktober 2010
Pelita Jaya Esia mengawali NBL 2010-2011 dengan hasil yang cukup menawan. Semalam, Andy Pedjakesuma berhasil memimpin teman-temannya meraih kemanangan kedua mereka di season ini setelah mengalahkan Satria Muda Britama dengan skor 71-67.
Tampil tanpa 2 big man andalan PJE, Ponsianus Indrawan dan Fidyandini, PJE berhasil memaksimalkan Yudi Mardiyansyah, Samuel Kurniahu, Romy Chandra, dan Yuliano Gandhi sebagai big man mereka di pertandingan kemarin malam. Meski mereka semua terkena foul trouble, semangat mereka di key hole area berhasil meredam para big man dari Satria Muda.
Meski kalah bersaing dalam rebound (33-44), offense PJE malam kemarin sangat "click" dan mengancam pertahanan SM. Andy Poedjakesuma (Batam) memimpin perolehan angka PJE dengan 23 angka, disusul oleh Yuliano Gandhi dengan 15 angka.
Pertandingan dibuka dengan defense yang cukup rapat oleh kedua tim. Banyaknya turnover yang dilakukan SM berhasil dimanfaatkan oleh PJE sehingga mereka unggul 18-11 sampai akhir quarter 1.
Pelita Jaya Esia meningkatkan tempo permainan mereka di quarter kedua dan berhasil memperbesar keunggulan mereka. Andy Batam berhasil melesakkan 3 kali three point di akhir quarter ini yang membuat PJE unggul 38-23. Gian juga tampil bagus di quarter ini dengan menyumbang 6 angka.
SM memperketat defense mereka dan terlihat lebih sabar dalam melakukan offense. PJE melakukan 3 kali turnover di awal quarter ini yang membuat momentum pindah ke SM selama quarter ketiga. SM sempat menempel 48-49 di dua menit terakhir quarter ketiga. Namun, penampilan menawan Yuliano Gandhi dan Andy Batam mampu mengangkat semangat anak-anak PJE sehingga mereka tetap unggul 54-48 sampai akhir quarter ketiga.
Pertandingan menjadi semakin panas memasuki quarter keempat. Foul trouble yang dialami big man PJE tidak berhasil dimanfaatkan oleh SM sehingga PJE tetap unggul sampai akhir pertandingan.
Semangat anak-anak PJE patut diacungi jempol. Tampil under-size dan melawan juara bertahan tidak membuat mereka takut. Malah, setelah pertandingan ini, percaya diri para pemain PJE semakin berkobar-kobar karena mereka memang ingin membuka kalender season ini dengan rekor yang bagus. Ali Budimansyah, asisten pelatih PJE, mengungkapkan bahwa jika para pemain tetap bermain di level seperti yang sekarang ini, bukan tidak mungkin tim ini menjadi ancaman berat bagi tim-tim lain. "Jika anak-anak tau perannya masing-masing dan mampu mempertahankan di level yang sekarang, pasti kami akan bermain bagus di setiap pertandingan," ujarnya.
Pertandingan berikutnya PJE akan menghadapi Stadium Jakarta pada hari Selasa, 19 Oktober 2010. Semoga saja anak-anak PJE bisa mempertahankan level permainan mereka seperti di dua game perdana mereka.
Saturday, October 16, 2010
Pelita Jaya Esia Membuka NBL 2010 Dengan Kemenangan Atas Tuan Rumah CLS
Surabaya, 16 Oktober 2010
Pelita Jaya Esia raih kemanangan pada pertandingan perdana mereka di NBL season 2010. Mereka berhasil menaklukan tuan rumah CLS Surabaya dengan skor akhir 67-58. Pertandingan yang berlangsung keras ini menghasilkan 5 pemain fouled out dan satu pemain cedera patah hidung. Pemain yang mengalami patah hidung itu adalah center Pelita Jaya Esia Indrawan Ponsianus yang terkena sikut Indrajaya pada quarter ketiga.
Pertandingan dibuka dengan permainan yang cukup cepat dari kedua tim. Pelita Jaya yang tampil tanpa center utama mereka, Fidyandini, berhasil melakukan pola penyerangan yang cukup baik dengan tembakan-tembakan jarak jauh mereka. Ary Chandra yang malam itu mengemas 18 points dan 5 rebounds tampil cukup baik pada quarter ini yang membuat Pelita Jaya Esia unggul 20-16 di akhir quarter pertama.
Pelita Jaya Esia meningkatkan tempo permainan pada quarter kedua dan berhasil membuat tim CLS melakukan banyak foul. Di 3 menit awal quarter kedua CLS sudah melakukan 5 team foul yang membuat Pelita Jaya semakin sering melakukan tusukan-tusukan kedalam key hole area CLS. Kelly Purwanto yang tampil dengan aksi-aksi dribblenya yang menawan berhasil memimpin pasukan PJE unggul 34-25 di akhir quarter kedua.
Level permainan CLS sedikit berubah di quarter ketiga dimana mereka berhasil melakukan penjagaan ketat terhadap PJE. Febri dari CLS yang total mengemas 13 angka, tampil bagus di quarter ini dan berhasil mengangkat semangat timnya. Alhasil, PJE banyak melakukan turnover yang berhasil diconvert CLS untuk memperkecil ketinggalan menjadi 50-46 di akhir quarter ketiga. Namun, 2 bintang CLS Dimas dan Indrajaya, terkena foul trouble di awal quarter ketiga yang membuat mereka sedikit lemah meski PJE tambil tidak begitu bagus di quarter ini.
Pertarungan paling seru terjadi di quarter keempat dimana CLS terus mengejar ketertinggalannya. Mereka sempat mendekat 57-56 saat Koming terkena foul out pada sisa waktu 8:22 di quarter ini. Tak lama setelah itu, Romy Chandra juga terkena foul out yang memaksa Pelita Jaya hanya menggunakan satu orang big man untuk beberapa menit. Keadaan semakin genting bagi PJE ketika bintang mereka Andy Poedjakesuma mengalami cedera keram di tengah quarter ini. Untungnya Ary Chandra, Kelly dan Erick bisa mengatur tempo permainan PJE yang libih banyak melakukan passing-passing di luar area pertahanan CLS. Sampai akhir pertandingan, PJE berhasil mempertahankan keunggulan mereka 67-58.
Secara tim, PJE memasukkan 20 dari 69 percobaan field goal mereka (28%). Mereka juga membuat 42 rebounds, 10 assist dan 11 steals pada pertandingan ini. Hari Minggu, 17 Okotober ini, mereka akan melakaukan pertandingan kedua mereka melawan SM Britama Jakarta. Minus Rusta, Yandi, dan Ponsianus, PJE diharapkan bisa mengimbangi permainan SM yang lebih banyak bermain di dalam. Semoga saja anak-anak PJE bisa tampil bagus malam ini.
Thursday, October 14, 2010
NBA China Games 2010 (Day 2)
Jakarta, 14 Oktober 2010
Hari kedua perjalanan kami ke Beijing dalam rangkaian acara NBA China Games 2010 dimulai dengan perjalanan menuju hotel Ritz-Carlton Beijing, tempat dimana tim Houston Rockets menginap. Tiba disana sekitar pukul 9.30 pagi, Pak Diko, Pak Azrul, dan Pak Bambang berharap bisa berjumpa dengan para pemain Rockets terutama Yao Ming dan Kevin Martin. Beruntung, Pak Azrul dekat dengan Ketua NBA Security yang memberi ijin kepada kami untuk berjumpa langsung dengan Kevin Martin, shooting guard andalan Houston Rockets.
Satu per-satu pemain Houston turun ke lobby guna menjalani shootaround yang dijadwalkan siang itu. Ketika Yao Ming keluar dari lift lobby, nampak dari jauh sosok pemain basket yang memang memiliki tinggi badan luar biasa untuk seorang atlit. Namun, sifat pemalu serta penjagaan ketat terhadap dirinya, membuat kita sulit untuk mendekat kepada Yao. Beruntung Pak Azrul, Pak Diko, dan Pak Bambang berhasil mendapatkan satu foto bersama Yao. "Yang penting tujuan kesini sudah tercapai, yaitu foto bersama Yao," ungkap Pak Azrul setelah berfoto dengan Yao.
Selain Yao, Kevin Martin juga menghampiri rombongan kita karena Pak Azrul memang sudah cukup kenal dekat dengannya. Waktu itu Kevin Martin pernah datang ke Surabaya dalam rangkaian acara DBL. Meski dia seorang superstar NBA, hal itu tidak membuat Kevin Martin menjadi seorang yang sombong. Dengan senyum dan karisma yang baik, ia bersedia menandatangani sejumlah poster dan asesoris yang dibawa oleh Pak Diko dan Pak Azrul. Pak Diko juga berhasil mendapat tanda-tangan dari salah satu pemain muda Houston, Jordan Hill.
Semua kegiatan pagi itu di hotel Ritz-Carlton bisa dibilang cukup berhasil. Semua yang diharapkan mulai dari foto Yao Ming sampai berjabat tangan dengan Kevin Martin sudah diperoleh. Hanya Aaron Brooks, point-guard Rockets tidak terlihat di lobby pagi itu.
Malam harinya, kami semua menuju ke Wukesong Arena untuk menyaksikan game pre-season antara Rockets melawan Nets. Wukesong Arena merupakan stadion basket yang digunakan pada olimpiade Beijing 2008 lalu. Bentuk stadion ini terlihat cukup simple dari depan. Berbentuk seperti kotak dilapisi bambu menjadi bangunan yang amat menarik untuk sebuah stadion basket. Tidak modern, namun juga tidak terlihat seperti bangunan kuno.
Pertandingan yang dijadwalkan mulai pukul 20.00 itu memang sudah dinanti-nantikan oleh masyarakat basket China dimana bintang favorit mereka, Yao Ming akan bermain malam itu. Nets sendiri membawa rookie 1st round mereka, Derrick Favors, yang diharapkan bisa membawa tim ini dari keterpurukkan musim lalu. Mantan pelatih Spurs, Avery Johnson pun dikontrak Nets untuk meramu tim ini ke arah yang lebih baik.
Sekitar 17,000 penonton membanjiri Wukesong Arena malam itu. Yao Ming hanya mampu bermain 19 menit karena memang ia sedang menjalani masa-masa pemulihan dari cedera yang menghantuinya 2 season belakangan ini. Pertandingan pre-season ini diakhiri dengan kemenangan untuk Houston 91-81.
Kevin Martin menjadi pencetak angka terbanyak untuk Rockets dengan 18 angka. Aaron Brooks menambah 17 angka bagi tim Rockets. Sementara itu Brook Lopez menjadi pencetak angka terbanyak bagi Nets dengan 22 angka dibantu oleh Terrence Williams yang mencetak 20.
Game rabu kemarin memang terlihat cukup timpang dimana Rockets terlihat lebih kuat dan kompak sebagai tim. Semoga saja New Jersey Nets bisa membenahi diri mereka untuk season ini dan menjadi salah satu kuda hitam dari East. NBA China Games berikutnya akan berlangsung di Guangzhou, China, Sabtu ini.
NBA China Games 2010 (Day 1)
Jakarta, 14 Oktober 2010
Kesempatan emas nonton basket NBA di negara Asia sekali lagi terwujud setelah diadakannya NBA China Games 2010 yang diadakan di Beijing dan Quangzhou tanggal 13 dan 16 Oktober 2010 ini. Acara ini merupakan acara tahunan dimana NBA sebagai liga basket terpopuler di dunia, berusaha memasarkan pertandingan serta tim-tim anggotanya kepada belahan dunia Asia. NBA China Games sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2004, namun spesialnya tahun ini, yang bermain disana adalah tim Houston Rockets, tempat dimana Yao Ming, superstar NBA dan publik China bermain. Houston Rockets dan New Jersey Nets adalah 2 tim yang mewakili NBA di ajang NBA China Games 2010 ini.
Pada kesempatan inilah Ketua Umum PJE, Bpk. Andiko Ardi Purnomo (Diko), berangkat langsung untuk menyaksikan pertandingan pertama di kota Beijing kemarin. Pak Diko bersama Pak Azrul Ananda (Ketua Komisaris NBL) dan Pak Bambang (GM CLS Knights) berangkat Selasa kemarin untuk menghadiri rangkaian kegiatan yang berlangsung sampai hari Rabu kemarin. Mereka mendapat undangan VIP dari NBA berkat kerjasama DBL dan NBL terhadap NBA selama ini.
Hari pertama mereka langsung disibukkan oleh acara welcoming reception yang berlangsung di hotel Westin Beijing Financial Street. Acara ini merupakan kegiatan langka dimana para undangan VIP yang berjumlah tidak lebih dari 100 orang dapat berkumpul dalam satu ruangan bersama legenda-legenda NBA seperti Clyde Drexler, Sam Mitchell, Sam Perkins, dan juga David Stern (Ketua Komisaris NBA). Para pemain dari Rockets dan Nets pun turut serta pada acara resepsi malam itu. Banyak dari para undangan yang membawa asesoris seperti bola, jersey, dan poster untuk ditanda-tangani para bintang NBA tersebut.
Malam itu, Pak Diko mendapat kesempatan emas untuk berjabat tangan dengan Clyde Drexler sekaligus mendapatkan tanda-tangannya di sebuah kaus yang bertuliskan NBA China Games 2010. Pak Diko juga berhasil mendapatkan tanda-tangan all-star point guard Devin Harris (Nets) pada sebuah kartu basket yang memang sengaja dibawanya dari Indonesia. Namun, orang yang paling beruntung malam itu adalah Pak Azrul yang berhasil mendapatkan tanda tangan David Stern pada bola Spalding yang memang menjadi icon NBA selama ini.
Yao Ming menjadi sasaran seluruh wartawan dan para undangan malam itu karena memang dialah icon basket di China sekarang ini. Sifatnya yang cukup pemalu dan tidak suka menjadi pusat perhatian memang sangat bertolak belakang dengan ketenarannya sebagai bintang NBA. Alhasil, Yao Ming hanya terlihat beberapa menit saja sebelum ia naik ke panggung bersama para pemain lain dan setelah itu langsung kembali ke hotelnya tanpa keluar untung berbincang-bincang dengan para undangan. Satu hal yang lucu adalah ketika David Stern memberi pesan khusus kepada Yao Ming. Stern berkata, "Take care of yourself, Yao." Setelah mendengar pesan itu, wajah Yao nampak sedikit sedih karena memang beberapa season belakangan ini, Yao dibelit cedera yang mengharuskannya absen dari liga NBA.
Memang tidak semua pemain NBA mau untuk dimintai foto atau tanda-tangan. Beberapa pemain menolak untuk memberikan tanda tangan kepada para undangan. Mungkin ada kaitannya dengan sponsor, atau mungkin mereka memilih secara pribadi untuk tidak melakukan itu. Contohnya saja Louis Scola yang menolak untuk memberikan tanda-tangan kepada para undangan malam itu. Pertama kita mengira bahwa ia adalah orang yang sombong, namun setelah mendengar berita keesokan harinya bahwa istrinya baru saja melahirkan anak keempatnya, kita berubah persepsi bahwa mungkin ia merasa tidak nyaman pada acara rersepsi malam itu karena istrinya sedang melahirkan di Amerika Serikat.
Saya pribadi juga mendapatkan kesempatan emas untuk berjabat tangan dengan Jordan Farmar, point-guard baru Nets yang dalam 2 tahun terakhir ini menjadi juara NBA bersama Lakers. Semua pengalaman yang dialami pada malam resepsi itu memang tidak ternilai harganya. Jadi sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Azrul Ananda yang sudah mengundang wakil dari Pelita Jaya untuk pergi ke Beijing Selasa dan Rabu kemarin. Semoga saja di tahun-tahun yang akan datang, NBA China Games bisa berubah menjadi NBA Indonesia Games dimana 2 tim dar NBA berlaga di tanah air kita.
Monday, October 4, 2010
Counting down the days to 2010-2011 NBL Indonesia
Jakarta, 5 Oktober 2010
Persiapan Pelita Jaya dalam menghadapi NBL season ini terlihat semakin mantap dengan kemenangan 3 kali beruntun melawan SM(ABL), Garuda Flexi, dan Aspac Jakarta selama sepekan kemarin. Kelly Purwanto dan Andy Batam yang mengalami cedera cukup serius pada pre-season kemarin juga terlihat sudah kembali ke form terbaik mereka.
Dimas Aryo Dewanto, pemain yang baru diambil dari Bimasakti Malang pun terlihat semakin "gel" dengan gaya permainan Pelita Jaya. Kecepatan dan kemampuannya melakukan tusukan-tusukan kedalam sangat mengimbangi gaya permainan Pelita Jaya yang sebelumnya lebih mengandalkan shooting-shooting dari jarak medium maupun jauh.
Gian Gumilar, back-up posisi 1 dan 2 Pelita Jaya juga nampak semakin percaya diri terhadap kemampuannya. Dengan jumlah 16 pemain di dalam roster Pelita Jaya, tentu saja mereka punya banyak senjata dan tenaga dalam menghadapi season ini. Tinggal gimana pelatih Rastafari meramu formasi dan pola ideal dalam menghadapi setiap musuh mereka.
Pelita Jaya juga telah melakukan kegiatan "outbound" ke Citarik, Sukabumi, dengan tujuan untuk menambah keeratan antar pemain secara tim baik di dalam maupun di luar lapangan. Kegiatan semacam itu memang dibutuhkan sebuah tim untuk lebih mempererat hubungan mereka, sekaligus membuang sedikit kejenuhan dari dunia basket secara tim.
Semoga saja tahun ini menjadi tahun yang bersejarah bagi Pelita Jaya Esia.
Subscribe to:
Posts (Atom)